film ini bercerita tentang keputusan juri untuk memutuskan apakah terdakwa dalam persidangan, bersalah atau tidak. Sistem hukum Amerika berbeda dengan Indonesia. Disana, keputusan juri mutlak, hakim cuman sebagai penetap dari apa yang dihasilkan oleh juri.
ceritanya ada 12 orang yang menjadi juri suatu kasus pembunuhan. filmnya tidak dimulai ketika persidangan dimulai, tetapi dimulai ketika para juri ini akan rapat. Hakim menutup sementara sidang ini untuk memberi waktu kepada 12 juri ini untuk memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak. Kalau bersalah, hukuman mati kursi listrik sudah menunggunya, kalo ga bersalah, ya bebas.
Karena memang tidak mengenal satu sama lain, juri2 ini memanggil masing-masing dari mereka dengan nomor urut. Dari pembeberan bukti, dan suguhan dari pengacara masing-masing pihak, HAMPIR semua juri setuju, kecuali juri #8. Bila keputusan juri tidak mutlak, maka suara 11 lainnya juga tidak berguna. agar bisa lapor ke hakim dengan sebuah keputusan, suara juri harus mutlak sama, entah itu bersalah atau tidak bersalah.
Juri #8 sendiri bukan yakin bahwa terdakwa tidak bersalah. Ia tidak yakin bahwa terdakwa itu bersalah. Apakah nasib seseorang bisa diputuskan dengan begitu mudahnya? Berangkat dari ketidakyakinan nya ini, ia mulai menyanggah bukti-bukti persidangan, dengan argumen yang ternyata memang masuk akal.
Intinya juri #8 mengatakan bahwa apa yang tidak kita lihat bukanlah sebuah kebenaran mutlak. Tetapi ia tidak hanya pepesan kosong tanpa bukti. Ia punya argumennya sendiri, bukti-bukti yang menguatkan pendapatnya. Seperti saksi yang sudah tua dan punya stroke, apakah mungkin baginya untuk berjalan begitu cepat dan menyaksikan pembunuhan yang terjadi. Atau seorang saksi lagi, dimana ia tidak memiliki mata yang baik(berkacamata) tetapi bisa melihat pembunuhan yang terjadi dari jarak yang cukup jauh.
Henry Fonda yang bermain sebagai juri #8 bermain SANGAT LUAR BIASA. Ia bisa meyakinkan 11 orang lainnya, untuk akhirnya, menyatakan bahwa terdakwa tidak bersalah. Kebenarannya, kita sendiri sebenarnya tidak pernah tahu, tetapi juri sudah memutuskan bahwa dia tidak bersalah, maka hakim berkewajiban untuk meneruskan putusan ini.
Setting nya cman terjadi di sebuah ruangan rapat para juri ini. Tidak ada efek spesial. kekuatan utama film ini terdapat pada dialog yang ada, walaupun "ngoceh" doank selama sejam setengah, tetapi "ocehan" nya LUAR BIASA. kayanya gw bakal beli dvdnya nih xD
makin miskin aja dah gw -_-; :((
semoga aja filmmaker Indonesia bisa membuat film sedahsyat, atau paling tidak, tidak jauh dari 12 Angry Men. Tidak menjual kecantikan orang, tidak menjual kegantengan orang, tidak menjual haru, iba, dan tetek bengek lainnya. cukup dialog aja :)
wiiih pertamax kk,
BalasHapusdulu kan gw minjem si 12 Angry Men di Subtitle tapi ga ada subnya...kan kacau film pengadilan gitu ga ada teksnya..situ sih anak hukum wkwkwk -__-
pinjem dong kk :p
eh mampir ke blog gw juga ya
subsymphonika.wordpress.com
review film2 jugaaa hehehe
cheers!